Jumat, 30 September 2011

Hidup itu Sederhana

Hidup itu sederhana; ambil keputusan, lakukan dan jangan menyesalinya
Quote:
Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
”Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.”

Quote:
Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.
”Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.”

Quote:
Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.” Ibu menjawab: “Mengapa?” Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.”
”Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.”

Quote:
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.” Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.”
”Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.”

Quote:
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?” Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi.” Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana.”
”Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.”

Quote:
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.” Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.” Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
”Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.”

Quote:
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?” Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”
”Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.”

Selasa, 13 September 2011

Kekuatan Berpikir Positif


“A pessimist sees the difficulty in every opportunity; an optimist sees the opportunity in every difficulty.” 


Winston Churchill quotes 
“A positive attitude may not solve all your problems, but it will annoy enough people to make it worth the effort.” 
Herm Albright quotes 

Kita semua pasti ingin sukses. Namun, tidak bisa kita sangkal bahwa untuk meraih kesuksesan yang kita inginkan tidak selalu berjalan mulus dan tidak segampang membalikkan telapak tangan. Dalam proses menuju kesuksesan kita, ada saja masalahnya. Bila kita menghadapi suatu masalah, ada dua pilihan, apakah kita akan berpikir negatif atau kita akan berpikir positif. Kalau kita berpikir negatif, kita akan menganggap masalah tersebut adalah suatu halangan sehingga kita tidak bisa meraih kesuksesan. Sedangkan kalau kita berpikir positif, kita akan menganggap bahwa masalah tersebut adalah suatu tantangan bagi kita.
 Dengan berpikir positif banyak sekali keuntungan yang akan kita dapat dibandingkan bila kita berpikir negatif. Berpikir positif dapat membuat kita lebih rileks sehingga otak kita dapat berpikir dengan baik, lalu dapat mengambil keputusan yang tepat. Berpikir positif dapat membuat hati kita lebih damai, karena suasana hati kita ditentukan bagaimana kita berpikir. Kalau pikiran dan hati kita sudah positif, maka tindakan dan perkataan kita akan positif. Hasilnya? tentunya kita akan mendapat hasil yang terbaik. 

Tindakan dan perkataan yang positif tidak hanya berguna bagi diri kita sendiri loh, tetapi juga bisa berguna bagi orang lain. Perkataan kita yang positif dapat membangkitkan semangat orang lain, hebat kan? hehe.. 

Kesehatan kita juga bisa dipengaruhi oleh pikiran kita, apakah positif atau negatif. Selalu berpikir negatif bisa membuat kita stress dan akhirnya jatuh sakit. Namun kalau kita sakit, tapi kita berpikir positif maka akan lebih cepat penyembuhannya. 

So, mau pilih berpikir negatif atau positif ? 

Saya sendiri juga masih terus belajar untuk berpikir positif. Yuk, kita sama-sama membiasakan diri untuk berpikir positif agar lama kelamaan menjadi kebiasaan dalam hidup kita sehari-hari. Berikut ini ada beberapa tips jitu agar kita bisa berpikir positif: 
Melihat masalah sebagi tantangan, biasakan untuk murah senyum, mensyukuri apa yang kita miliki, gunakan kata-kata yang positif, bergaul dengan orang-orang yang positif, rajin berolahraga (didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat), pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide, penuhi pikiran dengan anugerah Tuhan, hidup disaat ini, hadapi rasa takutmu. 

Kalau kita mau, kita pasti bisa! See u ON TOP! 

Senin, 05 September 2011

Syair : Pemikiran dari yang terkecil


Jika  kamu menyalakan lilin itu di tempat gelap
Maka minimal kamu sudah membantu menerangkan ruangan yang gelap
Jika kamu menaruh bunga di tempat yang kotor
Maka minimal kamu sudah mengharumkan tempat kotor itu menjadi harum

Begitulah kehidupan,,mulailah dari sikap yang kecil
Maka kata MINIMAL untuk orang lain , akan bermanfaat  MAXIMAL bagi dirimu sendiri
Jangan karena gelapnya ruangan itu,kamu menjadi takut dan tak berdaya
Jangan karena kotornya tempat itu,kamu menjadi jijik dan tak peduli untuk bersikap

hidup di lingkungan orang lain memang sangat susah
ada yang baik dan ada juga yang tidak baik
dalam arti kehidupan sekarang, sahabat bisa jadi musuh
dan musuh pun bisa menjadi sahabat

jadi ,marilah kita kembali dari jiwa  dan diri kita sendiri
merubah pola pikir demi kebaikan
menghadapi kejahatan  yang datang dengan senyuman
cinta kasih dan welas asih
karena,dengan tersenyum…MINIMAL kamu sudah membuat dunia semakin damai



7 Keunggulan Ajaran Buddha


Buddha diagungkan bukan karena kekayaan, keindahan, atau lainnya. Beliau diagungkan karena kebaikan, kebijaksanaan, dan pencerahanNya. Inilah alasan mengapa kita, seorang Buddhis, menganggap ajaran Buddha sebagai jalan hidup tertinggi.
Apa sajakah keunggulan-keunggulan yang menumbuhkan kekaguman kita terhadap ajaran Buddha?


1. AJARAN BUDDHA TIDAK MEMBEDAKAN KELAS / KASTA


Buddha mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau jahat bukan karena kasta atau status sosial, bukan pula karena percaya atau menganut suatu kepercayaan. Seseorang baik atau jahat karena perbuatannya. Dengan berbuat jahat, seseorang menjadi jahat, dan dengan berbuat baik, seseorang menjadi baik. Setiap orang, apakah ia raja, orang miskin atau pun orang kaya, bisa masuk surga atau neraka, atau mencapai Nibbana, dan hal itu bukan karena kelas atau pun kepercayaannya.








2. AJARAN BUDDHA MENGAJARKAN BELAS KASIH YANG UNIVERSAL

Buddha mengajarkan kita untuk memancarkan metta (kasih sayang dan cinta kasih) kepada semua makhluk tanpa kecuali. Terhadap manusia, janganlah membedakan bangsa. Terhadap hewan, janganlah membedakan jenisnya. Metta harus dipancarkan kepada semua hewan termasuk yang terkecil seperti serangga.


3. DALAM AJARAN BUDDHA, TIDAK SEORANG PUN DIPERINTAHKAN UNTUK PERCAYA


Sang Buddha tidak pernah memaksa seseorang untuk mempercayai ajaranNya. Semua adalah pilihan sendiri, tergantung pada hasil kajian masing-masing individu. Buddha bahkan menyarankan, “Jangan percaya apa yang Kukatakan kepadamu sampai kamu mengkaji dengan kebijaksanaanmu sendiri secara cermat dan teliti apa yang Kukatakan.” Ajaran Buddha tidak terlalu dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan dan kritik-kritik terhadap ajaranNya. Jelaslah bagi kita bahwa ajaran Buddha memberikan kemerdekaan atau kebebasan berpikir.
4. AGAMA BUDDHA MENGAJARKAN DIRI SENDIRI SEBAGAI PELINDUNG


Buddha bersabda, “Jadikanlah dirimu pelindung bagi dirimu sendiri. Siapa lagi yang menjadi pelindungmu? Bagi orang yang telah berlatih dengan sempurna, maka dia telah mencapai perlindungan terbaik.”
Ini bisa dibandingkan dengan pepatah bahasa Inggris, “God helps those who help themselves” –Tuhan menolong mereka yang menolong dirinya sendiri. Inilah ajaran Buddha yang menyebabkan umat Buddha mencintai kebebasan dan kemerdekaan, dan menentang segala bentuk perbudakan dan penjajahan.
Buddha tidak pernah mengutuk seseorang ke neraka atau pun menjanjikan seseorang ke surga, atau Nibbana; karena semua itu tergantung akibat dari perbuatan tiap-tiap orang, sementara Buddha hanyalah guru atau pemimpin. Seperti tertulis dalam Dhammapada, “Semua Buddha, termasuk Saya, hanyalah penunjuk jalan.” Pilihan untuk mengikuti jalanNya atau tidak, tergantung pada orang yang bersangkutan.
5. AJARAN BUDDHA ADALAH AJARAN YANG SUCI

Yang dimaksudkan di sini adalah ajaran tanpa pertumpahan darah.
Dari awal perkembangannya sampai sekarang, lebih dari 2500 tahun –ajaran Buddha tidak pernah menyebabkan peperangan. Bahkan, Buddha sendiri melarang penyebaran ajaranNya melalui senjata dan kekerasan.












6. AJARAN BUDDHA ADALAH AJARAN YANG DAMAI DAN TANPA MONOPOLI KEDUDUKAN




Dalam Dhammapada, Buddha bersabda, “Seseorang yang membuang pikiran untuk menaklukkan orang lain akan merasakan kedamaian.” Pada saat yang sama, Beliau memuji upaya menaklukkan diri sendiri. Beliau berkata, “Seseorang yang menaklukkan ribuan orang dalam perang bukanlah penakluk sejati. Tetapi seseorang yang hanya menaklukkan seorang saja yaitu dirinya sendiri, dialah pemenang tertinggi.”
Di sini, menaklukkan diri sendiri terletak pada bagaimana mengatasi kilesa (kekotoran batin). Andaikan semua orang menjadi umat Buddha, maka diharapkan manusia akan beroleh perdamaian dan kebahagiaan. Buddha mengatakan bahwa semua makhluk harus dianggap sebagai sahabat atau saudara dalam kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian. Beliau juga mengajarkan semua umat Buddha untuk tidak menjadi musuh orang-orang tidak satu keyakinan atau pun menganggap mereka sebagai orang yang berdosa. Beliau mengatakan bahwa siapa saja yang hidup dengan benar, tak peduli kepercayaan apapun yang dianutnya, mempunyai harapan yang sama untuk memperoleh kebahagiaan di kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang. Sebaliknya, siapapun yang menganut ajaran Buddha tetapi tidak mempraktikkannya, hanya akan memperoleh sedikit harapan akan pembebasan dan kebahagiaan.
Dalam ajaran Buddha, setiap orang memiliki hak yang sama untuk mencapai kedudukan yang tinggi. Dengan kata lain, setiap orang dapat mencapai Kebuddhaan.


7. AJARAN BUDDHA MENGAJARKAN HUKUM SEBAB DAN AKIBAT

Buddha mengajarkan bahwa segala sesuatu muncul dari suatu sebab. Tiada suatu apapun yang muncul tanpa alasan.
Kebodohan, ketamakan, keuntungan, kedudukan, pujian, kegembiraan, kerugian, penghinaan, celaan, penderitaan –semua adalah akibat dari keadaan-keadaan yang memiliki sebab.
Akibat-akibat baik muncul dari keadaan-keadaan yang baik, dan akibat buruk muncul dari penyebab-penyebab buruk pula. Kita sendiri yang menyebabkan keberuntungan dan ketidakberuntungan kita sendiri. Tidak ada Tuhan atau siapapun yang dapat melakukannya untuk kita. Oleh karena itu, kita harus mencari keberuntungan kita sendiri, bukan membuang-buang waktu menunggu orang lain melakukannya untuk kita. Jika seseorang mengharapkan kebaikan, maka dia hanya akan berbuat kebaikan dan berusaha menghindari pikiran dan perbuatan jahat.
Prinsip-prinsip sebab dan akibat; suatu kondisi yang pada mulanya sebagai akibat akan menjadi sebab dari kondisi yang lain, dan seterusnya seperti mata rantai. Prinsip ini sejalan dengan pengetahuan modern yang membuat ajaran Buddha tidak ketinggalan zaman daripada kepercayaan-kepercayaan lain di dunia.
“Dhamma itu indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya”



Kisah Mara


       Pada satu kesempatan, Sang Buddha dengan kemampuan batin luar biasa Beliau, melihat lima ratus gadis dari Desa Pancasala yang akan mencapai tingkat kesucian sotapatti. Oleh karena itu Sang Buddha pergi dan tinggal di dekat desa tersebut. Kelima ratus gadis pergi mandi ke sungai; setelah selesai mandi mereka pergi ke desa dengan berpakaian lengkap, karena hari itu hari festival.

        Pada waktu yang bersamaan, Sang Buddha memasuki Desa Pancasala untuk berpindapatta, tetapi tidak seorang pun penduduk desa memberi dana kepada Sang Buddha karena mereka telah dipengaruhi oleh Mara.

        Pada saat perjalanan pulang Sang Buddha bertemu dengan Mara, yang dengan cepat bertanya pada Sang Buddha apakah Sang Buddha sudah menerima dana makanan cukup?

        Sang Buddha melihat kedatangan Mara bersamaan dengan kegagalan Beliau untuk mendapatkan dana makanan pada hari itu dan berkata, "Kamu Mara jahat, adalah kamu yang menyuruh penduduk desa untuk menolak saya. Karena kamu telah mempengaruhi mereka untuk tidak memberi dana makanan pada saya. Apakah Saya bersalah?"

        Mara tidak menjawab pertanyaan itu, tetapi dia berpikir akan memperolok Sang Buddha dengan membujuk-Nya kembali ke desa, sehingga penduduk desa akan menghina Sang Buddha dengan memperolok-olokNya.

        Maka Mara menyarankan, "O Buddha, mengapa Kamu tidak kembali ke desa lagi? Kali ini Kamu pasti akan mendapatkan makanan".

        Sejenak kemudian, kelima ratus gadis desa tiba di tempat itu dan menghormat kepada Sang Buddha.

        Di tengah kehadiran mereka, Mara mengejek Sang Buddha, "O Buddha, kamu tidak menerima dana makanan pagi ini, kamu pasti merasa sakit karena kelaparan!"

        Kepada Mara, Sang Buddha menjawab, "O Mara jahat, meskipun kami tidak mendapatkan makanan, seperti brahma Abhassara yang hidup dengan kepuasan yang sangat menyenangkan (piti) dan kebahagiaan (suka) pemusatan pikiran (jhana), kami hidup dengan kepuasan yang menyenangkan dan kebahagiaan dalam Dhamma".

        Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 200 berikut:

Sungguh bahagia hidup kita ini apabila sudah tidak terikat lagi oleh rasa ingin memiliki.
Kita akan hidup dengan bahagia bagaikan dewa-dewa di alam yang cemerlang.


        Lima ratus gadis mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.***

[Dhammapada Atthakatha XV, 4]